Minggu, 23 Juli 2017

Taman Trunojoyo

Belajar di Taman Cerdas Trunojoyo

Keberadaan wisata alam di Malang sudah tak diragukan lagi. Tak hanya pantai dan tempat rekreasi bernuansa alam, taman-taman indah dan sejuk pun mewarnai setiap sudut kota apel ini. Salah satunya yaitu Taman Cerdas Trunojoyo.

foto: www.news.acaraapa.com

Kawasan Taman Cerdas Trunojoyo diresmikan oleh Walikota Malang, H. Moch. Anton pada 1 Juni 2014 lalu, bertepatan dengan Hari Lingkungan Hidup. Posisi Taman Cerdas Trunojoyo sangat strategis karena selain berada di tengah kota, juga berada persis di depan Stasiun Kota Baru Malang tepatnya di Jl. Trunojoyo. Bagi wisatawan yang kebetulan naik kereta api saat menuju kota Malang bisa memanfaatkan taman ini untuk beristirahat dan menikmati keindahannya.

Taman Cerdas Trunojoyo dibangun menggunakan dana CSR (Corporate Social Responsibility) Bentoel Group. Sesuai namanya, taman ini memiliki banyak fasilitas belajar khususnya bagi anak-anak. Taman Trunojoyo dibangun dengan konsep dasar go green dan terintegrasi, yakni sebagai tempat bermain dan rekreasi, tempat belajar (edukasi), dan berinteraksi bagi anak-anak. Selain itu, taman seluas 5.840 meter persegi ini juga berfungsi sebagai daerah resapan dan filterisasi udara. Beberapa pohon penaung seperti trembesi, bungur, kecrutan, dan mahoni menambah kesejukan taman tersebut. Fungsi taman semakin lengkap karena adanya fasilitas perpustakaan, sarana bermain anak, dan ruang apresiasi.

foto: www.news.acaraapa.com

Gedung perpustakaan yang berada di sektor utara dibangun sebagai roof garden, serta memiliki semacam bukit kecil di bagian belakang. Yang menarik, perpustakaan ini terasa menyatu dengan pepohonan sebab atapnya berupa daun-daun dan rumput. Konsep perpustakaan dengan taman ini merupakan yang pertama di kota Malang. Perpustakaan tersebut dilengkapi sekitar 200 koleksi buku baru, baik buku untuk anak-anak maupun remaja. Masyarakat juga bisa menyumbangkan buku untuk melengkapi perpustakaan ini. Oya, khusus perpustakaan ini hanya buka dari jam 9 pagi sampai 4 sore setiap harinya.

Taman Cerdas Trunojoyo terdiri dari dua bagian yaitu Taman Trunojoyo sisi selatan dan utara. Seperti taman-taman di Jepang, taman bagian utara didesain untuk anak-anak dengan dilengkapi sarana belajar dan bermain. Di area ini terdapat beberapa fasilitas seperti tempat bacaan anak, toilet umum, ruang ibu menyusui, area bermain, tempat sampah, tempat duduk, parkir, permainan air mancur, lautan pasir, ruang bilas dan ganti anak, playground, pijat refleksi, area wifi, serta sarana permainan ketangkasan lain. Menariknya, semua fasilitas yang ada tersebut disediakan untuk masyarakat umum tanpa dikenakan biaya apapun.

Sedangkan taman selatan lebih berfungsi untuk orang dewasa. Di area ini dilengkapi amphitheater untuk ruang apresiasi seni dan musik. Hampir setiap akhir pekan, kelompok musik indie sering tampil di taman ini. Untuk menambah kenyamanan pengunjung, taman sisi selatan pun telah tersedia Food Court. Di kawasan ini berjejer aneka jajanan dan kuliner bagi wisatawan yang datang. Stand-stand yang menjajakan makanan tersebut sudah dilengkapi dengan atap yang memadai sehingga tidak terganggu jika hujan.

foto: www.bkpm.malangkota.go.id

Taman Cerdas Trunojoyo selalu ramai oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Dari dua bagian yang ada, taman bagian utaralah yang biasanya lebih padat wisatawan. Jika ingin menikmati suasana kota Malang pada malam hari, Anda tak perlu khawatir. Sebab di area Taman Cerdas Trunojoyo sudah disediakan lampu taman yang akan membuat taman tersebut terang benderang dan terasa romantis. Tak hanya itu, untuk memberikan rasa nyaman pada para pengunjung, taman ini dijaga oleh petugas selama 24 jam. Bahkan rencananya ke depan, Taman Trunojoyo akan dilengkapi dengan flying fox, tempat tari, teater, dan film.

Untuk mencapai Taman Cerdas Trunojoyo aksesnya sangat mudah. Letaknya yang berada di tengah kota dan dekat dengan Stasiun Kota Baru Malang bisa dijangkau dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Jika menggunakan kendaraan pribadi, tinggal arahkan kendaraan Anda menuju pusat kota Malang atau langsung ke Jl. Trunojoyo. Bila menggunakan kendaraan umum, pengunjung bisa naik angkutan kota (angkot) berkode ADL, AL, AMG, ABG, atau AJG dari Terminal Arjosari dan turun diStasiun Kota Baru Malang. Dari stasiun, kita bisa berjalan kaki menuju taman.

Sempatkan untuk mampir ke Balai Kota Malang, Monumen Tugu Malang, dan Pasar Splendid yang tak jauh dari Taman Trunojoyo. Kunjungi pula taman-taman hijau lainnya di Malang seperti Taman Rekreasi Senaputra, Taman Bonderland, Taman Rekreasi Tlogomas, Taman Wisata Wendit, dan lain-lain. Selama berada di kota ini, Anda dapat menginap di Gajahmada Graha Hotel, Tugu Malang Hotel, Hotel Sahid Montana, atau Hotel Trio Indah.

Jumat, 21 Juli 2017

Masjid Jami Malang

Masjid Jami' Malang

Masjid Jami' Malang merupakan sebuah masjid yang terletak di Malang, Indonesia. Masjid ini dibangun pada tahun 1890 dan selesai pada tahun 1903. Masjid ini berbentuk bujur sangkar berstruktur baja dengan atap tajug tumpang dua. Sampai saat ini, bangunan aslinya masih dipertahankan.

Sejarah

Masjid Agung Malang pada tahun 1910

Masjid Agung Jami’ Malang didirikan pada tahun 1890 M di atas tanah Goepernemen atau tanah negara sekitar 3.000 m2. Menurut prasasti yang ada, Masjid Agung Jami’ dibangun dalam dua tahap. Tahap pertama dibangun tahun 1890 M, kemudian tahap kedua dimulai pada 15 Maret 1903, dan selesai pada 13 September 1903. Bangunan masjid ini berbentuk bujursangkar berstruktur baja dengan atap tajug tumpang dua, dan sampai saat ini bangunan asli itu masih dipertahankan keberadaannya.^[1]

Arsitektural Masjid Agung Jami Malang

Dari bentuknya, Masjid Agung Jami’ Malang mempunyai dua gaya arsitektur, yaitu arsitektur Jawa dan Arsitektur Arab. Gaya arsitektur Jawa terlihat dari bentuk atap masjid bangunan lama yang berbentuk tajug. Sedangkan gaya arsitektur Arab terlihat dari bentuk kubah pada menara masjid dan juga konstruksi lengkung pada bidang-bidang bukaan pintu dan jendela.

Bangunan Masjid ini di topang oleh empat sokoguru utama yang terbuat dari kayu jati dan 20 tiang yang bentuknya dibuat mirip dengan 4 kolom itu, dibangun dengan penuh tirakat dan keihlasan para pendirinya dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT. Meski Takmir Masjid Agung Jami’ Malang melakukan renovasi terhadap bangunan masjid bangunan asli masjid tetap dilestarikan.

Kamis, 20 Juli 2017

Sumber Nagan Singosari

Sumber Nagan

Jika Anda berkunjung ke Kota Malang, sempatkan untuk mengunjungi obyek wisata Sumber Biru dan Sumber Nagan. Nuansanya masih alami dan dapat membuat wisatawan terhanyut dan larut dalam kisah kejayaan Kerajaan Singhasari pada masa lampau. Kedua situs ini letaknya bersebelahan di tepi Sungai Klampok yaitu di Dusun Biru, Desa Gunungrejo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Untuk menuju tempat wisata ini bisa dikatakan gampang-gampang susah. Mudah karena seluruh jalan menuju lokasi telah diaspal tetapi jalan selanjutnya kondisinya terjal dan curam. Jika hujan jalan menjadi licin. Lokasi Sumber Biru memang agak terpencil tetapi tidak jauh dari jalan raya menuju Dusun Kreweh, Desa Gunungrejo. Dari Candi Singosarihanya berjarak sekitar 1,5 kilometer ke arah barat laut dan dari Pasar Singosari berjarak sekitar 6-7 km. Untuk mencapai lokasi ini bisa ditempuh dengan menggunakan kendaraan pribadi atau ojek. Biaya naik ojek hanya Rp 5.000 sekali jalan. Setelah tiba di lokasi, pengunjung tidak bisa langsung menuju ke Sumber Biru. Anda harus berjalan kaki melalui pematang sawah. Keadaan jalannya menurun tetapi tidak terlalu jauh, hanya sekitar 150 meter dari tepi jalan.

Konon menurut cerita, nama Dusun Biru berasal dari munculnya sebuah mata air yang mengeluarkan gumpalan-gumpalan air yang berwarna biru seperti tinta. Di sumber air inilah Empu Gandring mensucikan keris hasil tempaannya. Semua senjata kerajaan disucikan terlebih dahulu untuk kemudian dikirab ke seluruh kawasan kerajaan. Penyucian senjata kerajaan sendiri harus melalui dua kali proses, yang pertama senjata direndam ke dalam mata air yang disakralkan, yaitu Banyu Biru, kemudian disucikan ke petirtan Sumber Nagan. Petirtan adalah sumber air yang diyakini sudah ada sejak zaman dahulu, bahkan sampai sekarang pun keyakinan itu masih melekat di sebagian masyarakat. Petirtan Sumber Nagan adalah tempat mandi orang-orang sebelum atau sesudah melakukan aktivitas ritual tertentu. Saat ini, petirtan yang ada tinggal di Kedungbiru atau Batarubuh yang terletak agak ke selatan. Di Kedungbiru inilah letak dua sumber kecil, yaitu Sumber Kahuripan dan Sumber Biru yang airnya berbeda. Yang satu airnya bersih, sedangkan yang satunya airnya putih seperti air gamping keluar dari bawah akar pohon ipik-ipik, yakni sejenis pohon beringin. Anehnya lagi, dua jenis air yang berbeda warna itu tidak saling mempengaruhi.

Sumber Biru memiliki panorama alam yang cukup indah dengan dihiasi beraneka ragam kicauan burung. Pohon-pohon terlihat menghijau dan pantulannya menembus riak-riak air yang ada di dalamnya. Nilai historis situs ini membuatnya tetap diminati beberapa pengunjung. Tempat keramat tersebut memang selalu dijadikan tempat tirakat (berdoa) khususnya bagi mereka yang mempunyai hajat. Pengunjungnya tidak hanya dari warga sekitar, tetapi juga wisatawan dari luar Malang. Kabarnya sejumlah pejabat juga sering mendatangi kedua situs ini untuk melakukan beberapa ritual. Bahkan, menurut rumor yang berkembang, beberapa mantan presiden pun pernah mendatangi sumber ini. Konon dua sumber mata air ini diyakini mempunyai air kahuripan (kehidupan) yang mampu mengobati segala penyakit jasmani maupun rohani. Menurut juru kuncinya, sugesti itu telah banyak terbukti kebenarannya.

Konon pada jaman dahulu Sumber Biru merupakan tempat petilasan Empu Gandring dan hingga kini masih banyak pusaka-pusaka yang masih terpendam di sana. Sumber Biru juga sering disebut sebagai Sumber Batarubuh (bata jatuh) karena terdapat batu bata kuno yang berukuran 30 x 40 cm. Konon tempat itu digunakan untuk mendirikan candi. Sumber Biru diyakini warga setempat bisa berubah warna menjadi biru. Tetapi perubahan warna itu hanya terjadi saat malam jumat legi saja dan hanya sebagian orang saja yang mampu melihatnya. Perubahan warna sumber dapat dilihat dengan terlebih dahulu melakukan ritual untuk membersihkan hati dan pikiran.

Mata air Sumber Nagan berada di sebuah lereng jurang kecil yang terletak di antara sawah dan ladang milik petani. Dari jalan beraspal, situs ini hanya bisa dicapai dengan berjalan kaki, menyusuri jalan setapak di pematang sawah milik warga. Setelah itu, menuruni sekitar 20 anak tangga. Sumber Nagan memiliki sumber mata air yang deras dan jernih yang ditemukan pada tahun 1958 oleh Warsanti dan Kol. (Purn) DKM Koeswoto. Keduanya berasal dari Jawa Tengah. Sumber Nagan dahulunya merupakan mata air yang mengucurkan airnya dari bongkahan batu-batu besar yang dipahat menyerupai kepala sepasang naga raksasa. Namun pahatan kepala naga itu telah hilang sekitar tahun 1968, begitu halnya patung Syiwa yang ada di Banyu Biru. Pada jaman Kerajaan Singhasari, tempat tersebut diyakini sebagai tempat pemandian Ken Dedes dan Ken Arok. Kesakralan tempat tersebut dipercaya warga sekitar terjadi pada saat malam Sabtu Kliwon. Warga setempat meyakini bahwa Ken Dedes akan mengunjungi tempat tersebut untuk mandi. Di situlah warga berbondong-bondong untuk ikut berdoa agar keinginannya dikabulkan. Bagi wisatawan yang tertarik dapat ikut berbaur dengan pencari berkah tersebut.

Menurut beberapa sejarawan, Sumber Biru ini dihubungkan dengan catatan di dalam Negarakertagama yaitu Kêdhung Biru. Letak Dusun Biru tepat di tepi jurang atau kedung, yang memiliki sejumlah sumber air jernih. Di Sumber Biru ini memang masih memperlihatkan peninggalan purbakala berupa susunan bata merah yang kini terpendam di bawah struktur bangunan baru. Dahulu di tempat ini ada bukti penanda berbentuk arca Jaladwara (arca pancuran berbentuk naga) dan arca tetak. Akan tetapi, kedua situs itu kini sudah tak ada di tempatnya. Saat itu Prabu Hayam Wuruk singgah di Kedung Biru ketika memenuhi kerinduannya untuk menziarahi leluhurnya di Singasari.

Saat ini, sebagian sumber airnya digunakan untuk kepentingan air bersih dan irigasi masyarakat Biru dan Candirenggo. Sayangnya tempat ini bila dikelola sebenarnya indah, tetapi saat ini terkesan tak terawat. Minimnya perhatian pemerintah membuat obyek wisata yang menyimpan nuansa kesakralan tersebut jarang tersentuh. Betapa sepinya, yang tinggal hanya gemerisik daun yang rimbun dan aura mistis. (Dirangkum dari berbagai sumber)

Sumber : www.ngalam.id

Malang Night Paradise

Malang Night Paradise, Wisata Baru di Malang Yang Hits

Malang kembali menjadi perhatian bagi wisatawan, baik wisatawan lokal maupun dari luar kota Malang.Wisata Malang memang sangat terkenal, karena lokasinya yang strategis sebagai kawasan wisata dengan suhu udara yang sejuk. Baru-baru ini wisata terbaru di Malang menjadi perbincangan menarik di sosial media, foto-fotonya tersebar dan menjadi daya tarik bagi pengguna aktif sosmed untuk liburan di sana.

Malang Night Paradise adalah nama wisata terbaru tersebut, hadir dengan konsep baru yang berbeda dan tentunya lebih spektakuler. Ini adalah wisata malam yang menyuguhkan wahana menarik dan patut untuk dinikmati, diantaranya seperti; Taman Lampion, Air Terjun Menari, Dino Park, dan lain sebagainya. Bila sebelumnya ada wisata BNS (Batu Nigh Spectacular) di kota Batu, kini Malang Night Paradise hadir dan tak kalah keren.

Para pengunjung yang datang akan langsung disuguhi lampion warna-warni yang cantik dengan beragam bentuk atau model, seperti; bentuk bunga, pohon, binatang, kartun, dan lain-lain. Landscape lampion cantik tersebut sangat cakep sebagai background untuk berselfie. Suasana malam semakin terasa romantis dengan adanya hiasan lampion warna-warni. Wisata Malang Night Paradise ini tidak sekedar sebagai tempat untuk liburan dan hangout saja, tetapi juga sebagai even edukasi, pengunjung dapat mengenal berbagai binatang purba dalam bentuk patung, seperti; Spinosaurus, T-Rex dan jenis Dinosaurus lainnya.

Lampion berwarna-warni semakin indah dengan dukunga LED yang menerangi wisata ini. Di Malang Nigh Paradise ini juga terdapat lampion berbentuk jamur raksasa yang menjadi spot favorit untuk bersua selfie. Tak kalah cakepnya dengan yang di film-film. Wisata ini semakin meriah dengan adanya pertunjukan Flinstone dance, tentunya semakin membuat betah pengunjung untuk berlama-lama berlibur di sana.

Malang Night Paradise masih sangat baru, dan baru dibuka pada tanggal 19 Juni 2017. Meskipun tergolong baru, tetapi pengunjung yang mendatangi wisata ini terbilang lumayan banyak. Apalagi pada waktu liburan, pengunjung semakin meningkat dan ramai.

Lokasi Malang Night Paradise masih satu kawasan dengan wisata Hawai Waterpark Malang, karena masih satu pengelola. Buat kamu yang sudah pernah berkunjung ke Hawai Waterpark, maka tentu mudah menemukan lokasinya. Alamatnya terletak di Jalan Graha Kencana Raya N.66, desa Banjararum, kecamatan Singosari, kabupaten Malang, Jawa Timur.

Untuk rute, rutenya sangat mudah sekali karena lokasinya berada di jalur utama dekat dengan stasiun Kerata Api. Kmau juga dapat menggunakan GPS sebagai pemandu, karena alamatnya juga sudah tertera di peta Google. Tinggal searching aja alamatnya, dan direct ke Peta Google.

Jam opreasional Malang Night Paradise mulai pukul 17.00 sampai 23.00. Adapun harga tiket masuknya hanya Rp.25.000 untuk hari biasa (Senin – Jum’at), sedangkan pada hari libur (Sabtu – Minggu) harga tiket naik menjadi Rp.35.000. Murah sekali bukan?

Bagaimana? tertarik untuk berlibur di wisata Malang Night Paradise? langsung saja diagendakan sob.

Rabu, 19 Juli 2017

Pantai Ngliyep

Keindahan Pantai Ngliyep

Pantai Ngliyep merupakan pantai selatan yang berada di Desa Kedungsalam, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Harga tiket masuk di pantai ngliyep seharga Rp. 10.000.00, Pantai ini dibilang masih cukup Bersih dan pemandangan yang indah ,di pantai ngliyep terdapat dua pantai lagi yaitu pantai pasir panjang dengan pasir putih yang bersih ,inilah foto suasana di pantai pasir panjang :

selain pantai pasir panjang terdapat juga pantai gunung kombang yang dikenal dengan suasana mistis ,tetapi di pantai gunung kombang terdapat spot foto yang sangat bagus ,contoh sbg berikut :

Sunset Di pantai Gunung Kombang

jalur angkutan umum menuju pantai ngliyep :

- dari terminal arjosari naik angkutan umum jalur AG (Arjosari - Gadang) tarif -+ Rp 10.000.00

- setelah Tiba di Terminal Gadang , Selanjutnya naik Angkutan umum jalur GN (Gadang - Ngliyep)

tarif -+ Rp 20.000.00 - 30.000.

Begitulah keindahan di pantai ngliyep, semoga informasi tentang pantai ngliyep bisa bermanfaat bagi kalian semua.

PUJON KIDUL

Ngadem.com – Aroma khas pedesaan memang selalu menjadi daya tarik tersendiri. Indonesia memiliki banyak sekali spot wisata beraroma khas pedesaan dan alam yang hijau. Hal tersebut membuktikan, bahwa pada akhirnya semua orang akan kembali ke alam. Ahh.. siapa sich yang tak membutuhkan udara yang segar, jauh dari hiruk pikuk perkotaan dan ingin sejenak lepas dari rutinitas pekerjaan? Tentu, semua pasti membutuhkan.

Jika kemarin Semarang mempunyai Rumah Pohon Kali Kulon sebagai salah satu spot desa wisata dengan suguhan alam mengagumkan, Malang pun tak ingin ketinggalan.

Sebagai destinasi wsiata, Malang selalu menjadi incaran banyak wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain mempunyai beragam spot wisatanya yang indah, hawanya yang sejuk -karena terletak di dataran tinggi- dan penduduknya yang ramah, tentu membuat siapa saja yang menginjakan kaki di Malang betah untuk berlama-lama.

Sate Landak

Sate Ekstrim Di Malang

SATE LANDAK BU RIA

Di warung Sate Landak Bu Ria, Anda bisa mencoba ragam menu yang cukup ekstrim untuk dicoba. Beberapa menu ekstrim yang bisa Anda pesan antara lain seperti sate dan krengsengan landak, sate dan krengsengan biawak, sate bulus, dan berbagai menu lainnya. Butuh keberanian untuk menangkap hewan itu, terlebih lagi memakannya. Namun, Anda tak perlu takut untuk mencoba berkunjung dan langsung menyantap aneka menu ekstrim tersebut langsung di warung Sate Landak Bu Ria.

Konon, olahan makanan yang berasal dari hewan landak, biawak dan bulus tersebut dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Anda yang kebetulan menderita asma, masalah kejantanan, serta berbagai penyakit lainnya bisa juga mencoba untuk mencicipi menu di warung Sate Landak Bu Ria ini. Soal rasa, Anda akan merasa ketagihan setelah satu kali mencoba. Menurut pemilik warung ini, atau yang biasa dipanggil Bu Ria, daging landak dan lainnya yang dihidangkan di rumah makannya cukup empuk dan sedikit kenyal. Racikan bumbu khas Bu Ria pun merupakan hasil eksperimen sendiri, sehingga citarasanya sungguh khas dan asli Malang.

Anda bisa mendapatkan kenikmatan ekstrim yang khas di warung Sate Landak Bu Ria dengan harga yang relatif terjangkau. Dengan merogoh kocek sekitar Rp 15.000 hingga Rp 20.000 saja, Anda sudah dapat menikmati varian menu tersebut. Akses menuju warung Sate Landak Bu Ria ini pun cukup mudah. Bila naik angkutan umum dari arah terminal Arjosari, Anda hanya perlu naik angkutan AT jurusan Tumpang-Arjosari. Warungnya berada sekitar 500 meter ke arah timur dari wisata Pemandian Wendit.

Selasa, 18 Juli 2017

10 Wisata Baru yang Akan Hits di Malang Raya Pada 2017

1. Taman Kelinci, spot unik ala The Hobbit

Taman Kelinci terletak tak jauh dari kawasan spot wisata Paralayang dan Omah Kayu, tepatnya di Jl. Paralayang, Ds. Pande Sari, Kec. Pujon, Kab. Malang, Jawa Timur. Taman Kelinci mengusung konsep taman ala film The Hobbit.Di sini, kamu bisa menjumpai berbagai spot menarik seperti; Taman Kelinci, Kamoeng Cafe, Wisata Petik Stoberi dan Pondok Susu Olahan. Untuk bisa menikmati kawasan kece ini, kamu cukup membayat tiket Rp5.000 saja perorang.

2. Bukit Bulu: spot asik untuk menikmati keindahan alam dari ketinggian

Bukit Bulu terletak di kawasan Coban Rais, tepatnya di Ds. Oro-oro, Kota Batu, Malang Raya, Jawa Timur, dengan jarak tempah sekitar 6,4 KM dari pusat Kota Batu atau memakan waktu perjalan sekitar 18 menit. Bukit Bulu menawarkan pemandangan alam dari ketinggian dengan spot utamanya yaitu gardu pandang. Hawanya yang sejuk, tak membuatmu merasa panas meski di siang hari. Untuk bisa menikmati keindahan kawasan ini, kamu cukup membayar tiket Rp7.000/orang. Sementara untuk parkirnya Rp2.000/kendaraan.

3. Pacu Adrenalinmu di Spot Ayunan Bukit Bulu

Kalau ke Bukit Bulu Coban Rais, jangan cuma foto-foto di spot gardu pandangnya aja. Coba deh foto-foto di spot ayunan juga. Spot yang satu ini cocok buat kamu yang suka wisata adrenaline. Ada sensasi mengasikan yang akan membuatmu rindu untuk kembali lagi ke Coban Rain, khususnya ke Bukit Bulu.

4. Spot Selfie Gardu Pandang Coban Rais

Air Terjun Coban Rais memang memiliki pemandangan yang indah dan tentunya menyegarkan mata. Jika kamu ke Coban Rais, jangan lupa foto-foto di gardu pandangnya. Lokasinya tak jauh dari Bukit Bulu, yaitu di kawasan Coban Rais, Ds. Oro-oro, Kota Batu, Malang Raya, Jawa Timur. Spot yang satu ini diharapkan mampu menjadi spot favorit di Coban Rais.

5. Pingin ngerasain sensasi menginap di alam? Coba deh ke Pagupon Camp

Pagupon Camp juga berada di kawasan Coban Talun, Dsn. Wonorejo, Ds. Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Malang Raya. Spot yang satu ini mengusung konsep tempat penginapan ala sangkar burung. Dengan konsep yang unik ini diharapkan mampu meningkatkan wisatawan untuk berkunjung ke Pagupon Camp. Selain bisa menginap, kamu bisa menikmati keindahan air terjun Coban Talun. Berada di sini tak perlu takut lapar, karena ada cafe outdoor dengan bentuk bangunan yang tak kalah unik. Hawanya yang sejuk menjadi nilai plus bagi spot yang satu ini.

6. Bobok-bobok cantik ala Indian di Apache Camp

Sama seperti Pagupon Camp, Apache Camp juga berada di kawasan Coban Talun, Dsn. Wonorejo, Ds. Tulungrejo, Kec. Bumiaji, Kota Batu, Malang Raya Ya, lokasinya bersebelahan dengan Pagupon Camp. Spot ini menawarkan tempat penginapan ala Indian. Benar-benat unik dan pastinya tidak membosankan. Buat kamu yang ingin merasakan sensai menginap yang beda dari yang lain, kamu bisa datang k esini. Hargany pun relatif terjangkau. Spot yang satu ini juga cocok untuk kamu yang ingin berbulan madu.

7. Menjelajahi dunia musik di Museum Musik Indonesia

Museum Musik Indonesia (MMI) terletak di Jl. Nusakambangan, Ds. Kasin, Kec. Klojen, Kota Malang, Jawa Timur. Museum Musik merupakan museum musik pertama di Indonesia. Buat kamu yang ngaku penikmat musik, wajib banget datang ke sini. Untuk bisa menikmati museum kece ini tak dipungut biaya alias gratis. Di sini, kamu bisa menjumpai berbagai macam koleksi, seperti: vinyl, rekaman kaset, majalah musik, buku musik, busana artis, CD (Indonesia dan internasional), sejumlah instrumen musik khas Nusantara, booth foto, panel sejarah musik dan kios merchandise.

8. Campfire: spot nongkrong cozy di Malang Raya

Campfire Outdoor Cuisine berada dekat dengan Hotel Mentarai, tepatnya di jl. Ir Soekarno, Batu, Malang Raya. Campfire Outdoor Cuisine merupakan cafe outdoor dengan konsep bangunan sangat unik. Apa yang unik? Jadi, bangku-bangku di Campfire ini dibuat permanen di mana alas duduknya berlapis busa warna merah. Selain itu, di mejanya disediakan api unggun yang dimanfaatkan untuk barbeque-an. Harga makanan di sini juga relatif murah.

9. Selfie cantik Kampung Selfie Jodipan

Nah, kalau kamu lagi nyari spot selfie kekinian di Malang, coba deh ke Kampung Selfie Jodipan. Tak ada harga tiket, tapi kamu harus bayar parkir kendaraan. Di sini kamu akan melihat Malang dari sudut pandang lain. Rumah-rumah yang dicat warna-warni, serta mural-mural buatan langsung seninam arek Malang akan membuatmu terbalalak. Datanglah bersama teman atau kekasih. Cari spot foto terbaik dan bagikan ke sosial mediamu!

10. Coban Wetan, Batu: coban yang harus kamu kunjungi kalau kamu anak curug

Lokasinya ada di Kecamatan Pujon, Batu, Malang. Coban Wetan jadi tempat paling pas kalau kamu ingin berlari dari hiruk pikuk perkotaan. Udaranya yang bersih serta airnya yang segar akan buatmu betah berlama-lama di sini. Selain itu, belum banyak orang tahu dan terlalu kece untuk tidak kami masukkan dalam daftar ini. Kalau kamu ingin ke sini pastikan keadaan fisik dan kendaraanmu dalam keadaan prima ya! Bawa bekal bila perlu, sebab kamu akan melewati hutan-hutan dan membelah bukit.

Nah, itulah 10 tempat wisata baru di Malang Raya. Kalau kamu lagi di Malang atau sedang berada di Malang, sempatkan untuk mampir ke 10 spot di atas ya! Paling penting tetap jaga kebersihan dan tidak melakukan hal konyol. Tetap rendah hati dan murah senyum. Selamat liburan.

Punya rekomendasi tempat wisata?yuk share